DENDANG, KS – Tak hanya permukiman warga di Desa Catur Rahayu dan Desa Sido Mukti, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, yang mengalami dampak kebanjiran akibat tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir. Desa Jati Mulyo juga mengalami hal serupa. Sedikitnya 29 rumah warga di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Dendang, terendam banjir. Dampak dari banjir juga merusak jalan lingkungan yang ada di Desa Jati Mulyo.
Kepala Desa Jati Mulyo, Suyoto, dikonfirmasi koransabak.com via whatsApp, Rabu malam (18 Januari 2023), mengatakan dari 29 rumah warga yang terendam banjir, yang paling parah terendam ada 10 rumah. Ketinggian air kata Suyoto mencapai 25 sampai 40 cm.
Selain itu, akibat curah hujan yang tinggi dan bertahannya air menyebabkan jalan lingkungan Desa Jati Mulyo mengalami kerusakan. “Kerusakan jalan mencapai 80 persen. Kalau yang terendam belum ada, tapi terdampak karena curah hujan yang tinggi dan air bertahan di permukiman warga,” ucap Suyoto.

Kondisi rumah warga Desa Jati Mulyo yang terendam banjir.
Dampak dari kondisi jalan yang rusak 80 persen, Suyoto berkata sangat berpengaruh pada masyarakat, terlebih masyarakat yang hendak mengeluarkan hasil kebun.
“Untuk saat ini masyarakat kesulitan mengeluarkan hasil kebun. Kondisi jalan sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilintasi dengan roda empat atau mobil. Sementara diangkut menggunakan kendaraan roda dua. Untuk roda empat lumpuh total,” sebut Suyoto.
Saat ini warga terpaksa mengguna jasa langsir kendaraan roda dua untuk mengangkut hasil panen dengan biaya Rp125 per kilogram. Artinya, bila diakumulasikan, masyarakat menambah kos lagi dan tentu berdampak pada pendapatan hasil panen.
“Masyarakat sangat berharap ada upaya pengkatan jalan, khususnya jalan kabupaten yang ada di Desa Jati Mulyo, ke depannya nanti, pasca banjir dan cuaca ekstrim saat ini, karena peningkatan kualitas jalan kabupaten sangat berpengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat. Kalau untuk saat ini, bisa saya katakan ekonomi masyarakat lumpuh dampak kondisi jalan yang semakin rusak parah karena kondisi saat ini,” beber Suyoto.
Banjir juga disampaikan Suyoto diakibatkan saluran primer yang kurang bagus. Bila kondisi saluran primer bagus, tentu saat air surut, air akan cepat ikut turun. Namun, karena kondisi primer yang tersumbat dan terjadinya pendangkalan, air jadi bertahan dan lambat surutnya. “Pendangkalan primer besar arah ke Sungai Batanghari dari Catur Rahayu Blok 4 sampai Kuala Sungai Dendang. Perlu pengerukan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI,” ungkap Suyoto.***
(4p/dar)