MUARA SABAK, KS – Pada Musrenbang Kecamatan Geragai yang dilaksanakan pada Kamis (2 Februari 2023) lalu, ada 96 usulan prioritas yang dipaparkan Camat Geragai, Iduar Aidi. 96 usulan prioritas tersebut merupakan usulan prioritas dari desa dan kelurahan di Kecamatan Geragai.
Untuk Kelurahan Pandan Jaya misalnya, dalam rekapan atau draf usulan prioritas mengusulkan 14 usulan prioritas, Desa Pandan Makmur 9 usulan prioritas, Desa Rantau Karya 10 usulan prioritas, Desa Pandan Lagan 10 usulan prioritas, Desa Pandan Sejahtera 10 usulan prioritas, Desa Lagan Ulu 9 usulan prioritas, Desa Pandan Jaya 5 usulan prioritas, Desa Kota Baru 10 usulan prioritas, Desa Suka Maju 10 usulan prioritas dan Desa Lagan Tengah mengusulkan 9 usulan prioritas.
Namun, dari 96 usulan prioritas yang dipaparkan Camat Geragai, tidak ada program usulan yang menyentuh pada percepatan penanganan stunting, dan hal itu diakui Wabup Tanjab Timur, H Robby Nahliansyah.
Diwancarai awak media usai pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Geragai, Wabup H Robby mengakui, katanya, memang betul dari 96 usulan prioritas pada Musrenbang Kecamatan Geragai tidak ada usulan yang menyentuh persoalan stunting.
Namun, sebut Wabup H Robby, penanganan persoalan stunting ini tidak melulu fisik pembangunan. Arah stunting itu adalah bagaimana pemenuhan gizi dan nutrisi masyarakat yang membutuhkan dan yang berkenaan dengan fisik paling sanitasi air bersih, sumur bor. “Itu nanti akan kita kejar saat RKPD di kabupaten,” ujarnya.
Di tahun 2023 lanjut H Robby, ada 14 lokus desa stunting. 14 lokus desa stunting ini kita lihat yang mana yang sudah masuk oleh desa maupun kelurahan. “Tadi memang, betol, didalam sekian banyak usulan tidak ada yang mengarah ke stunting. Tapi kita sudah arahkan tadi. Di desa juga bisa menganggarkan stunting melalui ADD atau DD. Puskesmas juga bisa melakukan intervensi soal ini,” tegas Wabup H Robby.
“Stunting itu keroyokan, bukan sama seperti membangun jembatan, dia butuh jembatan, bangun jembatan selesai, selesai stuntingnya, tidak bisa. Persoalan stunting ini kompleks, harus keroyokan,” ucap Wabup H Robby.
Misalnya, dalam desa a, masyarakat stuntingnya ada 6, 6 itu apa persoalannya, kalau persoalannya sanitasi, kita akan dorong Perkim bangun sanitasinya, bangun MCK atau jambat sehatnya. “Kita bangun kebutuhan atau fasilitas itu lewat APBD. Kalau kebutuhannya bukan itu, misalnya ibu hamil, takut resiko stunting, berarti butuh pendampingan ekstra, kita punya kader-kader di desa masing –masing, itu yang kita dorong. Jadi stunting itu begitu dalam penanganannya,” jelas Wbup H Robby.
Kepada masyarakat Wabup H Robby menyampaikan bahwa stunting itu bukan aib, stunting itu bukan membuat malu orang. “Mari kita persiapkan generasi emas dimulai dari sekarang. Stunting itu sumbernya pernikahan dini, salah satunya, ini juga yang akan kita tekan dan disosialisasikan kepada masyarakat,” tutur H Robby.***
(4p/ham)